Minggu, 05 Januari 2014

SME (Sustainable Marketing Enterprise)



1                                   SME (Sustainable Marketing Enterprise)

 Ringkasan materi dari buku Managemen Pemasaran Syariah

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing.

 

Konsep kerangka kerja SME memberikan pandangan tentang konsep pemasaran dalam ekonomi Islam syariah. Sustainable Loop dari David Hurst dari bukunya Crisis and Renewal,dikutip oleh Syakir Sula yang menggambarkan fase-fase kehidupan perusahaan dalam perjalanan hidup layaknya manusia.
-         Sustainable = perusahaan yang mampu bertahan dan sukses, tidak hanya pada saat ini tetapi juga pada masa yang akan datang
-         Marketing (Pemasaran) = sebuah disiplin  bisnis strategis yang mengarakan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya.
-         Enterprise = sebagai komponen-komponen inspirasi, kultur dan institusi dari sebuah perusahaan.Ketiga komponen ini saling berhubungan dan harus berjalan secara terintegrasi .
1). Enterprise (Perusahaan  atau Lembaga Keuangan Syariah)
Anita Roddick pendiri The Body Shop, dikutip dari buku Syariah Marketing oleh Hermawan Kartajaya (2006 : 138) menyatakan bahwa :  “When a company grows, it is like watching your child grow. Everything it does is existing. When it stumbles, says its first word, it’s all exciting. Then it grows into this teenager and then into a mature adult and maturity presupposes an unwillingness to change”
Perjalanan hidup Perusahaan hampir sama dengan manusia,bedanya Cuma pada Perusahaan diciptakan oleh manusia, Sedangkan  manusia diciptakan oleh Tuhan. Kalau manusia mati tidak bisa lagi dihidupkan, Sedangkan Perusahaan masih bisa dihidupkan kembali. Jika perusahaan ingin tetap hidup, pemimpin perusahaan harus melakukan tindakan creative destruction sebelum kresis menghadang, misalnya dengan menjual beberapa anak perusahaan, melakukan perubahan strategi bisnis secara mendasar atau PHK. Setelah itu perusahaan dapat melakukan kembali siklus hidupnya. Satu infinity loop berakhir, loop kedua pun langsung dimulai. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat menjalankan loop-nya secara continue agar tetap dapat bertahan hidup dalam pasar yang terus berubah.
 
a. Prinsip-prinsip syariah marketing yang menyangkut Enterprise menurut Syakir Sula, yaitu
15). Create anable cause ( inspiration)
16). Develop and ethical corporate culture (culture)
17). Measurement must be clear and transparent (institution) 
 
Komponen-komponen sebuah perusahaan adalah inspirasi, kultur dan institusi. Ketiga komponen ini saling berhubungan dan harus berjalan secara terintegrasi. 
- Inspirasi merupakan otak sebagai sumber ide--à menyangkut sebuah mimpi (dream)
- budaya merupakan hati yang akan membentuk sikap dan perilaku, menyangkut kepribadian (personality)
- Institusi adalah tangan dan kaki kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari-àmenyangkut aktivitas
Untuk menjadi perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan harus berdasarkan nilai-nilai Islami. Institusinya harus mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah, value atau nilai-nilai Islami ini yang memegang peranan penting untuk membentuk kepribadian suatu institusi. Contoh budaya perusahaan : membiasakan keterbukaan, transparansi, dan kejujuran. Kita juga harus membangun institusi yang efektif dan efisien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.    
b. Ciri-ciri lembaga keuangan atau perusahaan yang baik
Lembaga keuangan atau perusahaan yang baik sesuai rukun syariah menurut  Muhammad Syafii Antonio dalam Kata Pengantar buku Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing (2006 : xvi)  mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
-         Inovasi
-         Efisiensi
-         Servis
-         Rensposibility

1). Inovasi :
merupakan ruh dari marketing karena setiap pemain pasar terbuka harus memiliki suatu keunggulan yang membedakan dari pemain pasar lainnya, baik dalam bentuk produk, layanan atau nilai tambah lainnya.
2). Efisiensi
- Perusahaan atau lembaga keuangan bergerak untuk mencapai target market secara efisien memiliki 3 elemen : segmentation, targeting dan positioning
- Suatu kejelian membidik pasar yang cocok dengan produk dan layanan yang dimiliki, kita dapat melakukan efisiensi  dalam pemasaran
-  Bila kita mampu menyuguhkan produk kita untuk nasabah yang benar-benar membutuhkan sesuai dengan preferensi , daya beli, umum, situasi dan jelnis kelamin.
3). Servis
              Perusahaan itu adalah pelayan bagi pelanggannya. Pelayanan harus dialakukan dengan penuh ketulusan dan keihlasan. Di dalam Islam seorang yang memberikan pelayanan yang baik kepada saudaranya akan mendapatkan dua keuntungan yaitu keuntungan komersial di dunia dan keuntungan pahala diakhirat. Hal ini disebabkan karena pelayanan kepada orang lain berarti kita mampu memenuhi kebutuhan orang lain atau meringankan kesulitannya dan hal ini dicatat sebagai ibadah. Agar servis mengukuhkan brand (value indicator) yang merupakan citra produk kita di pasar, maka servis ini harus melalui suatu proses yang terus-menerus.
4). Rensposibility
              Inner calling (hati nurani)  and rensposibilitas yang terintegrasi dan transendental.
              Rensposibiliti yang terintegrasi tidak saja terhadap nasabah tetapi juga terhadap karyawan, pemegang saham, pemerintah, masyarakat, alam lingkungan dan generasi penerus.
              Rensposibiliti yang transendental berarti pertanggungjawaban kita ketika hidup dan sesudahnya. Sekalipun marketer telah mampu membuat senyum pelanggan, tetapi tindakannya membuat Tuhan marah, maka ia telah gagal memasarkan produk,misalnya kita telah mampu membuat sekelompok pria terpuaskan, tetapi strategi pemasarannya menurukan derajat perempuan (dengan mengumbar lekuk dan keindahan tubuhnya), maka iapun telah gagal memasarkan. Syariah marketing mengajarkan bahwa rensposibiliti seorang marketer belum akan berakhir sebelum mampu mempertanggungjawabkan segenap produk dan proses pemasaran dihdapan Allah di Padang Mahsyar kelak. Dialah Tuhan bagi segenap nasabah, karyawan, generasi penerus, pemerintah,  masyarakat.  

2). Marketing
1.     Definisi Marketing menurut Syakir Sula dalam bukunya Syariah marketing (2006 : 26) bahwa syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam.
Artinya : bahwa dalam syariah marketing seluruh proses
-         Penciptaan
-         Penawaran
-         Perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami
Menurut kaidah fiqhi : kaum muslim terikat pada kesepakatan-2 bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan-2 yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram dan pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Syariah marketing sangat peduli  dengan nilai (value) yang lebih tinggi, harus memiliki merek yang lebih baik karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis berkeadilan dan bisnis yang tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya. Servis merupakan jiwa dalam bisnis syariah sejalan dengan sabda Rasulullah saw bahwa perusahaan itu adalah pelayan bagi pelanggannya. Dalam hal proses baik internal maupun eksternal yang akan berdampak pada penghantaran produk atau jasa (distribusi) kepada pelanggan harus menjadi keperdulian syariah marketing.
Salah satu ketentuan dalam bisnis Islam yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan “kaum muslim terikat dengan kesepekatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Selain itu kaidah fiqih lain myatakan pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Intinya bahwa syariah marketing, seluruh proses  - baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal  yang bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah yang islami.   
2.     Segmen pasar syariah dibedakan menjadi 3 segmen, yaitu
-         Pasar emosional
-         Pasar Rasional
-     Pasar Spiritual
a). Pasar emosional
Pasar ini diartikan sebagai kumpulan nasabah yang datang kelembaga keuangan syariah karena pertimbangan halal-haram, didorong oleh kekhawatiran akan praktik riba  dan konsiderasi ukhrawi lainnya. Pasar ini tidak atau kurang memperhatikan harga dan kualitas pelayanan demikian juga tersedianya network  yang memadai. Dengan kata lain pasar ini  benar-benar emosional religious “asal halal.
b). Pasar Rational
Pasar ini secara umum adalah mereka yang sangat sensitive terhadap perbedaan harga, varietas produk, bonafiditas lembaga keuangan atau bank, kualitas pelayanan. Pasar ini berpendapat “boleh syariah dan halal asal kompetitif, jika tidak terpaksa saya mencari yang lain”.
Pasar yang dianggap rasional ini di Indonesia  pada tahun 1997-2000 (krisis moneter)mendapat ujian mengenai kerasionalannya,  ternyata Pasar rasional ini kurang rasional , kurang tanggap terhadap sistem  profit and loss sharing yang mempengaruhi “negative spread” (% bunga deposit bank > bunga pinjamannya). Cost of fund membumbung tinggi dan ekonomi mengalami stagnasi. Di lain pihak pasar yang dianggap pasar emosional selama ini karena pertimbangan religius justru benar-benar rasional, mereka tidak terdorong oleh pertimbangan komsersial, tetapi  pertimbangan spiritual ddan nilai-nilai luhur lainnya yang akan mendapatkan value-added di akhirat kelak. Namun demikian, tetap kita harus memperbaiki kekurangan-2 pasar emosional ini dengan memperbaiki pelayanan (cutomer service) agar lebih professional, memperluas jaringan ATM atau service point serta menekan biaya/cost per unit product. Kita harus lantang menyatakan bahwa kekurangan ini tidak ada hubungannya dengan syariah, tetapi disebabkan karena kurang kaffanya syariah. Karena syariah tidak mengenal customer service yang mahal senyum, tidak mengenal teller yang lamban dan bertele-tele. Syariah juga tidak mengenal branch manager yang kurang drive dan kurang lincah untuk mengejar peluang-2 bisnis yang profitable, syariah juga tidak mengenal laporan-laporan nasabah yang kadang terkirim dan terkadang tidak, lalu customer service  menyatakan afwan akhi (maafkan saudaraku).
c).  Pasar Spiritual
Praktik bisnis bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke spiritual.
Di level intelektual pemasaran memang seperti robot dengan mengandalkan kekuatan logika dan konsep-2 ke ilmuan. Marketer menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools-pemasaran, seperti segmentasi , targeting, positioning, marketing-mix, branding dsb. Otak  kiri marketer paling berperan.
Di level emosional kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Pelanggan dilihat sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Otak kananlah marketer yang lebih dominan; pemasaran menjadi menjadi seperti  manusia yang berperasan dan empatik. Konsep pemasaran antara lain experintal marketing dan emotional branding.
Dengan pecahnya skandal keuangan di AS dan tumbangnya perusahaan-2 Raksasa seperti Enron, World Com, atau Global Crossing. Era pemasaran bergeser lagi kearah Spiritual marketing. Dilvel Spiritual ini pemasran disikapi sebagai “ bisikan nurani” , panggilan jiwa (“calling”). Pratik pemasaran dikembalikan kepada fungsinya yang hakiki dan dijalankan dengan moralitas yang kental Prinsip-prinsip kejujuran, empati, cinta, dan kepedulian terhadap sesama menjadi dominan. Di level intelktual bahasa yang digunakan adalah “bahasa logika”. Dilevel emosional bahasa yang digunakan adalah “bahasa rasa” . Di level Spiritual digunakan “bahasa hati” . Kata hati nurani adalah lentera penerang yang akan menunjukkan ke mana arah yang akan dituju. Nurani adalah “senjata pamungkas” untuk memenangkan persaingan.
   Berdasarkan kasus runtuhnya sejumlah perusahaan besar di AS tersebut di atas menunjukkan bahwa sehebat apapun strategi  bisnis anda, secanggih apapun  tools pemasaran yang anda jalankan, semuanya tak akan ada gunanya kalau tidak dilandasi nilai-2 spiritual yang kokoh. Paradigma baru dalam pemasaran yang dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok dan paling dasar yaitu kejujuran, moral dan etika dalam bisnis-à inilah spiritual marketing. Orang tidak semata-mata menghitung untung rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya karena di dalamnya mengandung nilai-2 spiritual. Dalam bahasa Syariah Spiritual marketing adalah tingkatan-tingkatan “pemasaran langit” karena di dalam prosesnya  tidak ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah (bisnis syariah), mengandung nilai-nilai ibadah yang merupakan refleksi dari ikrar seseorang muslin ketika ia beribadah ( ya Allah, aku berikrar, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata). Seorang muslim yang baik dalam transaksi muamalahnya – dalam hal ini pemasaran baik sebagai pemimpin perusahaan, pemilik, pemasar, pesaing maupun sebagai pelanggan – hendaklah prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, transparansi, etika dan moralitas menjadi napas dalam setiap bentuk transaksi bisnisnya.
Spiritual marketing artinya kita mampu memberikan kebahagiaan kepada setiap orang yang terlibat dalam berbisnis baik dari kita sendiri, pelanggan, pemasok, distributor, pemilik modal, dan bahkan pesaing kita. Kita harus mencintai pelanggan dan sekaligus juga menghargai para pesaing. Persaingan dalam paradigm spiritual marketing adalah hal yang baik karena turut membesarkan pasar. Kita menempatkan pesaing sebagai mitra ketimbang sebagai musuh yang harus dipukul.  Stake holders utama dalam bisnis adalah pelanggan, karyawan dan pemegang saham.
Suatu bisnis, sekalipun bergerak dalam bisnis yang berhubungan dengan agama, namun jika tak mampu memberikan kebahagiaan kepada semua pihak, berarti belum melaksanakan spiritual marketing misalnya dalam bisnis travel haji, sekalipun mengurus orang yang sedang menjalankan ibadah haji, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan-2 dari segi fasilitas dan akomodasi setelah di Tanah Suci, tidak sesuai dengan yang dijanjikan dan dipromosikan sebelumnya, maka bisnis kita tidak berjalan dengan konsep bisnis syariah dan belum menjalankan spiritual marketing. Di dalam bisnis Syariah Allah swt sangat menekankan kejujuran dan keadilan dan dalam spiritual marketing pesaing bukanlah musuh, tetapi menjunjung tinggi nilai-2 moral dan selalu memelihara hubungan baik , kemitraan dan pesaing. Persaingan dalam paradigma “spiritual marketing” adalah hal yang baik karena persaingan turut membesarkan pasar.
Spritual marketing dapat kita laksanakan dengan optimal dalam segala aktivitas sehari-hari kita dengan menempatkan Tuhan sebagai stakeholder utama. Inilah perbedaan pokok antara pemasaran biasa dengan spiritual marketing. Kita menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya pemilik kepentingan (the ultimate stakeholder). Akuntabilitas dan rensposibility diterjemahkan sebagai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar kelak yang merupakan pengadilan abadi terhadap sepak terjang manusia baik yang tersurat maupun yang tersirat.     
3.     Pengertian Syariah Marketing oleh Pakar Ekonomi syariah
a.      M. Syafii Antonio mengatakan bahwa Syariah marketing (2006 : 14) merupakan konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama bagi setiap individu dalam masyarakat dan dihadapan hukum harus diimbangi dengan keadilan ekonomi . Konsep keadilan ekonomi dalam islam mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian  orang lain.
b.     Ahmad Riawan Anna CEO Bank Muamalah Indonesia mengatakan bahwa di Bank yang dipimpinnya, karyawan berkreasi berdasarkan prinsip-2 langit. Karyawan tidak hanya dituntut menyelenggarakan prinsip pengelolaan usaha yang sehat  yang dikenal dengan “Good Coporate Governance” melainkan juga melaksanakan prinsip “God Corporate Governance” dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Mareka bekerja bukan semata-mata alasan financial, tetapi termotivasi pengabdian kepada Sang Maha Kuasa. Mareka mempersembahkan kinerja terbaik bagi perusahaan yang merupakan kunci untuk memasuki pintu keabadian menuju kepadaNya. Semua aktivitas pengelolaan seharusnya diwarnai oleh semangat spiritual yang menyebarkan kebaikan, bukan kejahatan, menumbuhkan korporasi bukan monopoli, mengedepankan kebersihan dan kejujuran bukan ketamakan dan keangkuhan. 

4.     Prinsip-prinsip syariah  marketing yang merupakan landskap syariah model 4 c Diamond,
Oleh Syakir Sula , Syariah Marketing (2006 : 141), Yaitu :
1). Information Technology Allows us to be transparent (change)
2). Be Respectful to your competitors (competitor)
3). The Emergence of customers Global Paradox (customer)
4). Develop A Spiritual –Based Organisation (Company)

 
                                                                       Company
                                                            Model 4 C Diamond
Keempat prinsip pertama tersebut di atas (Change, Competitors, Customer dan Company) menjelaskan landskap bisnis syariah.Tiga elemen pertama adalah elemen utama dari landskap bisnis, merupakan factor eksternal yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan bisnis kita lewat analisis Change, Competitors, dan customer. Sedangkan elemen terakhir (company) merupakan factor internal yang penting dalam pembuatan strategi. Dengan menganalisis factor eksternal kita dapat memperoleh gambaran mengenai bisnis kita di masa mendatang, Sedangkan analisis factor internal dapat memberikan gambaran kondisi perusahaan kita.    
5.     Konsep Pemasaran Syariah (Syariah Marketing)
a.      Prinsip-Prinsip Syariah Marketing sebagai arsitektur bisnis  strategis menurut Syakir Sula
5). View market universally (segmentation)
6). Target customer’s Heart and soul (targeting)
7). Build a belief system (Positioning)
8).Differ yourself with A Good Package of conten and contex (differentiation
9). Be Honest with your 4 P (marketing mix : Price,Product,Place,Promotion)
10). Practice A Relationship-based selling (selling)
11). Use A Spiritual Brand Character (Brand)
12). Service Should have the ability to transform (servis)
13). Practise A Reliable Business Process (Process)

b.     Untuk dapat meraih pasar Rasional diperlukan :
-         Syariah marketing Strategy
-         Syariah marketing Tactic
-         Syariah marketing Value

Model Sembilan Elemen Inti Pemasaran
a). Syariah marketing stategy dperlukan untuk memenangkan mind-share
Syariah marketing strategy yaitu strategi untuk melakukan pemetaan pasar berdasarkan ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan. Positioning harus solid agar dibenak pelanggan identitas kita jelas.
Dalam Syariah marketing strategy, kita harus melakukan eksplorasi pasar yang kerap berubah dengan melakukan segmentasi sebagai mapping strategy. Hal ini berarti pengetahuan kita tentang pelanggan dan pesaing memegang peranan penting dalam menentukan segmen mana yang akan dipilih. Komponen penting dalam mapping strategy adalah Besarnya ukuran pasar (market size), pertumbuhan pasar (market growth), keunggulan kompetitif (competitive advantage), dan situasi persaingan (competitive situation). Setelah mengetahui segmen yang akan dimasuki lalu memilih target mana yang akan dijadikan prioritas utama untuk produk atau servis kita berdasarkan komptensi yang kita miliki dan peluang yang dapat diraih. Pemilihan ini disebut Fitting strategy. Setelah menetukan posisi kita di pasar, kita harus memosisikan produk atau servis kita dibenak konsumen ata masyarakat secara umum. Positioning sangat penting karena merupakan “reason for being” bagi produk dan perusahaan kita. Dengan aanya positioning yang kuat, awareness (kesadaran) terhadap produk atau servis kita akan semakin kuat dan melekat.
b) Syariah marketing Tactic untuk memenangkan market-share.
Jika positioning kita kuat    dibenak pelanggan kita perlu melakukan diferensiasi yang mencakup “ apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarkan (contex) dan infra struktur dalam proses penawaran. Manerapkan diferensiasi ini secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing mix (price, product, place, promotion—4 P)
c). syariah marketing value untuk memenangkan heart –share.
Syariah marketing value dari produk atau jasa berarti peningkatan value  dengan cara bagaimana  agar kita mampu memmbangun merek yang kuat, memberikan servis yang membuat pelanggan loyal dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Merek atau brand merupakan nama baik yang menjadi identitas sesorang atau perusahaan, misalnya pada diri nabi Muhammad terekam kuat dipikiran semua orang bahwa beliau adalah seorang “al amin”. Brand ini menjadikan nabi Muhammad lebih mudah untuk mengharmonisasikan produknya, karena semua orang telah mempercayai perkataannya. Selain merek juga perlu diperhatikan servis untuk selalu menjaga kepuasan pelanggan karena filosofinya “every business is a service business”. Di dalam melakukan pelayanan sikap yang simpatik lembut, sopan dan penuh kasih sayang. Prinsip terakhir adalah proses yang mencerminkan tingkat qualitas, cost dan delivery dari produk atau jasa yang kita tawarkan, misalnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) terus meningkatkan conten dan contex produknya agar nasabah semakin terpikat.
Walaupun BMI telah memiliki positioning kuat dibenak nasabah, BMI terus mengembangkan infrastrukturnya terutama dibidang teknologi informasi, jaringan dan SDM. Upaya meningkatkan kualitas servis, BMI melakukan aliansi strategis misalnya bergabung dengan ATM Bersama dan ATM BCA yang memungkinkan nasabah BMI dapat mengakses pada lebih dari 9000 ATM di seluruh Indonesia.
3). Sustainable
a.        Syariah Scorecard
Prinsip 14 menjelaskan syariah scorecard, yaitu create value to your stakeholders (scorecard). Prinsip ini menyangkut stake holders : Pemilik saham, Karyawan dan Costomer     
Kita harus terus-menerus menyeimbangkan proporsi-proporsi nilai yang sesuai dengan prinsip-prinsip  syariah kepada stakeholders utama, yaitu karyawan (people), pelanggan (customer), dan pemegang saham (share-holders)----àsering disebut PCS-circle (people, customer dan share-holders). Pemasaran harus dilakukan kepada target yanag tepat, kita harus mengidentifikasikan, mendapatkan dan mempertahankan karyawan atau calon karyawan yang tepat dipasar kompetensi; pelanggan atau calon pelanggan yang tepat di pasar komersil  dan pemegang saham atau calon pemegang saham yang tepat di pasar modal.
Orang-orang yang menjadi target kita --à baik di pasar kompetensi (karyawan berkemampuan/ahli), pasar komersil (pelanggan) dan pasar modal (pemegang saham) tentunya mempunyai nilai-nilai pribadi (personal values) yang sesuai dengan syariah.
Untuk mempertahankan mereka kita harus menciptakan nilai yang unggul kepada stakeholders utama kita. Hal ini merupakan piranti pengontrol dan pemantau untuk menjamin keunggulan dan kekonsistenan nilai kita. Denga mengendalikan ddan memantau scorecard secara terus menerus kita dapat mengelola nilai yang diberikan kepada stakeholders kita secara optimal dan berkesinambungan (sustainable)  
b.     Gambar PCS Circle






Tidak ada komentar:

Posting Komentar